I.
Latar Belakang
Berpikir merupakan kegiatan mental yang setiap saat selama hidup kita lakukan, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur) kita selalu berpikir. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar
Berpikir merupakan kegiatan mental yang setiap saat selama hidup kita lakukan, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur) kita selalu berpikir. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar
II.
Pembahasan
Definisi Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran sebagai sebuah kemampuan berpikir,
memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan analitis. Logis artinya bahwa proses
berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan analitis mengandung arti
bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah teratur seperti yang
dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya. Melalui proses penalaran, kita
dapat samapai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk
menarik kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan aturan tertentu.
Cara
berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik.
Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha
aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran
Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Deduktif yang berujung
pada rasionalisme
2.
Induktif yang berujung
pada empirisme
Logika
merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih
Contoh
:
·
Ketika seorang pengemis
berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang
tidak logis.
·
Ketika seorang peneliti
mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
·
ada orang yang
mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
·
ada yang mencampur air
dengan tuak kemudian dia mabuk
·
ada lagi yang mencampur
air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
Dari
3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik kesimpulan bahwa air-lah yang
menyebabkan orang mabuk?
Logika
deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat khusus (individual). Sedangkan logika induktif
merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.
Contoh
:
·
Semua makhluk punya
mata ( premis mayor )
·
Si Adam adalah seorang
makhluk ( premis minor )
·
Jadi, Adam punya mata (
kesimpulan )
Kriteria
kebenaran :
3+4=75+2=76+1=7
Menurut
seorang anak kecil, hal ini tidak benar.
Ini
membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap
apa yang dianggapnya benar.
Secara
deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang
ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah
dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk
pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori
koherensi.
III.
Kesimpulan
Penalaran, Pemikiran, dan Logika merupakan semua aktifitas yang di kerjakan oleh otak untuk menghasilkan suatu gagasan baru, untuk menunjukan kinerja otak kita dari ke 3 hal tersebut.
Memang ketiganya hampir bias di golongkan menjadi sebuah hal yang sama dalam penggunaan otak, hati, dan jiwa. Penggunaan ketiganya pun sangat erat untuk di gunakan pada kehidupan sehari-hari.
Biasanya ketiga hal tersebut yaitu Penalaran, Pemikiran, dan Logika, selalu di gunakan di dalam kehidupan entah itu di dalam ruangan mau atau pun di luar ruangan. Di dalam Penalaran proposisi yang di jadikan dasar penyimpulan di sebut dengan Premis (antesendens ). Dan hasil kesimpulannya di sebut juga dengan konklusi ( consequensi).
Hubungan antara premis dan konklusi di sebut Consequens.
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berfikir (khususnya penalaran proses penalaran).
IV. Daftar Pustaka
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Penalaran, Pemikiran, dan Logika merupakan semua aktifitas yang di kerjakan oleh otak untuk menghasilkan suatu gagasan baru, untuk menunjukan kinerja otak kita dari ke 3 hal tersebut.
Memang ketiganya hampir bias di golongkan menjadi sebuah hal yang sama dalam penggunaan otak, hati, dan jiwa. Penggunaan ketiganya pun sangat erat untuk di gunakan pada kehidupan sehari-hari.
Biasanya ketiga hal tersebut yaitu Penalaran, Pemikiran, dan Logika, selalu di gunakan di dalam kehidupan entah itu di dalam ruangan mau atau pun di luar ruangan. Di dalam Penalaran proposisi yang di jadikan dasar penyimpulan di sebut dengan Premis (antesendens ). Dan hasil kesimpulannya di sebut juga dengan konklusi ( consequensi).
Hubungan antara premis dan konklusi di sebut Consequens.
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berfikir (khususnya penalaran proses penalaran).
IV. Daftar Pustaka
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat
Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita
Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung :
UPI
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://firstdiyana.blogspot.com/2011/04/definisi-penalaran.html
http://firstdiyana.blogspot.com/2011/04/definisi-penalaran.html
terima kasih, sy ngutip penjelasan penalaran
BalasHapus