A. Latar Belakang
Dalam
penalaran ilmiah, sebagai proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal dua
jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara
ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.Sedangkan logika deduktif
adalah penarikan kesimpulan yang diperoleh dari kasus yang sifatnya umum
menjadi sebuah kesmpulan yang ruang lingkupnya lebih bersifat individual atau
khusus.
B. Pengertian Penalaran Induktif Dan Deduktif
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode
yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti.
Ada 3 macam penalaran induktif :
1. Generalisasi
=> Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
=> Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Ada 3 macam penalaran induktif :
1. Generalisasi
=> Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
=> Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
=> Fakta yang
diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan,
besi memuai.
Jika dipanaskan, baja
memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan
semua logam akan memuai.
b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan
loncatan induktif
=> Fakta
yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita menyelidiki
sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong,
kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka
bergotong-royong.
2. Analogi
=> Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
=> Tujuan dari analogi :
=> Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
=> Tujuan dari analogi :
- Meramalkan
kesamaan.
- Mengelompokkan
klasifikasi.
- Menyingkapkan
kekeliruan.
=> Contoh :
Ronaldo adalah pesepak
bola.
Ronaldo berbakat
bermain bola.
Ronaldo adalah pemain
real madrid.
3. Kausal
=> Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
=> Terdiri dari 3 pola, yaitu :
=> Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
=> Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat =>
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena
terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab =>
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap
penyebabnya.
Contoh : Jari
kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat =>
Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
Metode deduktif
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi
operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami
suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala
tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.Contoh; Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk
minyak, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi,
permintaan dan penawaran barang, dll; pertanyaan yang akan diajukan sudah jeas
dan hampir baku, sampelnya jelas, dll artinya sudah disiapkan semua tinggal
cari data.
Macam-macam silogisme;
·
Silogisme kategoris:
terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
·
Silogisme hipotesis:
salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
·
Silogisme Alternatif
: pemecahan masalah/pengambilan kesimpulan/keputusan akhir.
Misalnya contoh silogisme:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
C. Kesimpulan
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti. Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Logika induktif berkaitan erat
dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang sifatnya
khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan
yang bersifat umum.Sedangkan logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang
diperoleh dari kasus yang sifatnya umum menjadi sebuah kesmpulan yang ruang
lingkupnya lebih bersifat individual atau khusus.
Sumber :
http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://aderiska-pilyang.blogspot.com/2011/02/metode-penalaran-deduktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar